Skip to main content

#6 Grayscale



"I want to fill this new frame but it's empty." (Empty - The Click Five)

05.45
Hujan yang turun sejak semalam masih menyisakan gerimis dan jendela kamar yang mengembun. Aku masih bersembunyi di balik selimut cokelatku. Mataku tak dapat terpejam sejak subuh tadi. Menatap kosong sambil mendengarkan jam yang terus berdetik samar, sesekali aku menatap lurus ke jendela yang dingin. Sedingin kata-kata perpisahanmu.

Matahari masih belum menyebarkan sinarnya, entah karena mendung atau karena ia masih enggan terbit seperti aku saat ini. Mungkin matahari masih bersembunyi di balik selimut abu-abunya, yang kita kenal sebagai mendung. Matahari mungkin sedang terlalu lelah. Matahari mungkin sedang malas. Matahari mungkin sedang tak ingin bekerja. Matahari mungkin sedang sedih. Baiklah. Bukan matahari yang sedang sedih. Bukan matahari yang sedang tak ingin bekerja. Bukan matahari yang sedang malas. Bukan matahari yang terlalu lelah. Tapi aku, iya AKU.

Aku berniat mematikan lampu tidurku yang sedari tadi subuh menyala. Mataku kemudian tertumbuk pada aku dan kamu dalam dalam tawa yang beku dalam warna hitam dan putih. Pada sebuah frame foto klasik berwarna hitam. Perih itu kembali datang. Mengguris luka yang bahkan masih basah. Luka yang mungkin malah belum dibersihkan dengan alkohol 70 persen. Luka yang baru tadi malam kamu buat.

Aku menangis lagi. Air mataku belum habis. Aku belum lelah menangis. Aku belum bosan menangis.

Jadi ini yang disebut patah hati? Lewat sebuah benda mati, sebuah frame foto sederhana, luka bisa kembali datang?

Aku memasukkan frame itu ke laci. Berharap diriku mau bekerja sama untuk memasukkanmu ke dalam laci memory juga. Dan kamu hanya akan aku kenang dalam gambar-gambar hitam dan putih.

Comments

Popular posts from this blog

Sweet Escape (details)

Hello! It's May already, huh? Yak, time flies faster than I think.. Seperti yang sudah dijanjikan, aku mau cerita soal perjalanan ke Bromo dan Madakaripura kemarin. Yak, terhitung dari Kamis sampai hari Minggu besok, kampus libur. Super-long-weekend! Dan aku nggak dapat tiket buat pulang ke Jogja. Selain nggak dapat tiket juga Sabtunya aku terpaksa ada kerjaan di Tuban. Itulah yang melatarbelakangi keberangkatanku ke Bromo secara pribadi. Oh iya, ini perjalanan pertamaku bareng anak-anak Palapsi , pecinta alamya Fakultas. Rabu, 16 Mei 2012. Setelah seharian sumpek menyelesaikan laporan sampai nggak sengaja skip kuliah dan baru pulang ke kosan pas Maghrib. Aku menyempatkan diri sekitar 1 jam buat tidur. Nge- charge badan buat perjalanan ke Bromo. Jam 21.00 aku dijemput menuju kampus sambil menunggu anak-anak yang belum datang. Dan wow! Amazing !  Jumlah total anak yang berangkat ada 24, dengan 12 motor. Sekitar jam 11 malam kami pun berangkat. Perjalanan berangkat ya...

Taare Zameen Par

Yak seperti janji aku dalam post sebelum ini, aku sekarang mau cerita soal salah satu film India yang baru aja kemarin aku tonton. Berawal dari beberapa bulan yang lalu ada temanku yang ngomongin di linimasa Twitter soal film India bagus banget tentang anak disleksia, aku jadi penasaran sama film ini. Fyi, aku emang tertarik banget sama disleksia. Dan akhirnya beberapa waktu yang lalu aku dapat film ini dari salah satu teman kampusku yang namanya Istina. Kemarin aku nonton film ini sama adek. Nganggur banget dan bingung mau ngapain akhirnya aku ngajakin adek nonton film ini. Mau ngajakin nonton film lain tapi takutnya ada adegan aneh-aneh hahaha :)) Film ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Ishaan, seorang anak kecil berumur 8-9 tahun yang mengalami kesulitan belajar. Orangtuanya yang berharap Ishaan dapat secemerlang kakaknya mulai jengah dengan kelakuan Ishaan yang dinilai bandel, malas dan tidak disiplin namun sangat suka melukis. Ishaan pun dikirim ke sekolah asrama ...

Nggerus

Nggerus adalah perasaan ketika sesuatu yang kita pengen ternyata malah jadi milik orang lain . Juga ketika kita merasa hati kita udah berkeping-keping tapi nggak ada yang bisa kita lakukan untuk membuatnya utuh kembali . Dan yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu . Menunggu sampai waktu bisa menyembuhkan, menunggu hingga ada seseorang yang bersedia memungut kembali kepingan hati kita lalu menyatukannya .