Skip to main content

#7 478

"And I'm gonna miss you like a child misses their blanket." (Big Girls Don't Cry - Fergie)

"Aku lebih suka panas kaya gini, daripada dingin."
"Kalau panas terus nanti kamu makin gosong loh."
"Biarin, gosong tapi kulitnya sehat kan nggak apa-apa. Bule aja pada pengen cokelat kulitnya. Sampai ada tuh yang namanya tanning."
"Hahaha itu mah akal-akalan kamu aja. Bela diri kalau kamu item."
"Ya biarin loh, emang aku item kok."
"Hahahaha ngambek dia."
"Enggak. Cuma menerima kenyataan."
"Iya deh, ngalah."
Kamu mengacak rambutku sekilas. Lalu kita berdua sama-sama terdiam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Tapi aku lebih suka kalau dingin."
"Kenapa?"
"Soalnya kalau dingin aku bisa tidur pakai selimut. Kalau panas kan kepanasan, jadi malas pakai selimut."
"Iya juga sih. Aku suka kalau siang panas, tapi malamnya nggak panas-panas banget. Soalnya aku juga suka tidur pakai selimut. Aku bahkan nggak bisa tidur kalau nggak ada selimut."
"Nah kan, jadi kamu lebih suka panas apa dingin?"
"Aku suka panas kalau siang, dan nggak seberapa panas kalau malam, tapi nggak terlalu dingin juga. Biar aku bisa pakai selimut dan aku nggak harus kedinginan terus bersin-bersin sampai ngabisin stok tissue."
"Hahaha lucu kamu."
Katamu sambil mencubit gemas kedua pipiku.

***

Di hari ke-478 setelah perpisahan kita, aku tetap selalu mengenangmu. Seperti juga selimut, kenangan tentang kamu selalu aku bawa ketika tidur. Bahwa yang menghangatkan, tak hanya selimut, tapi juga kenangan.

Apa kabar kamu di sana? Apakah kamu dan perempuan barumu punya sesuatu yang bisa dikenang sebelum tidur?

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Comments

Popular posts from this blog

Taare Zameen Par

Yak seperti janji aku dalam post sebelum ini, aku sekarang mau cerita soal salah satu film India yang baru aja kemarin aku tonton. Berawal dari beberapa bulan yang lalu ada temanku yang ngomongin di linimasa Twitter soal film India bagus banget tentang anak disleksia, aku jadi penasaran sama film ini. Fyi, aku emang tertarik banget sama disleksia. Dan akhirnya beberapa waktu yang lalu aku dapat film ini dari salah satu teman kampusku yang namanya Istina. Kemarin aku nonton film ini sama adek. Nganggur banget dan bingung mau ngapain akhirnya aku ngajakin adek nonton film ini. Mau ngajakin nonton film lain tapi takutnya ada adegan aneh-aneh hahaha :)) Film ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Ishaan, seorang anak kecil berumur 8-9 tahun yang mengalami kesulitan belajar. Orangtuanya yang berharap Ishaan dapat secemerlang kakaknya mulai jengah dengan kelakuan Ishaan yang dinilai bandel, malas dan tidak disiplin namun sangat suka melukis. Ishaan pun dikirim ke sekolah asrama ...

Sweet Escape (details)

Hello! It's May already, huh? Yak, time flies faster than I think.. Seperti yang sudah dijanjikan, aku mau cerita soal perjalanan ke Bromo dan Madakaripura kemarin. Yak, terhitung dari Kamis sampai hari Minggu besok, kampus libur. Super-long-weekend! Dan aku nggak dapat tiket buat pulang ke Jogja. Selain nggak dapat tiket juga Sabtunya aku terpaksa ada kerjaan di Tuban. Itulah yang melatarbelakangi keberangkatanku ke Bromo secara pribadi. Oh iya, ini perjalanan pertamaku bareng anak-anak Palapsi , pecinta alamya Fakultas. Rabu, 16 Mei 2012. Setelah seharian sumpek menyelesaikan laporan sampai nggak sengaja skip kuliah dan baru pulang ke kosan pas Maghrib. Aku menyempatkan diri sekitar 1 jam buat tidur. Nge- charge badan buat perjalanan ke Bromo. Jam 21.00 aku dijemput menuju kampus sambil menunggu anak-anak yang belum datang. Dan wow! Amazing !  Jumlah total anak yang berangkat ada 24, dengan 12 motor. Sekitar jam 11 malam kami pun berangkat. Perjalanan berangkat ya...

Nggerus

Nggerus adalah perasaan ketika sesuatu yang kita pengen ternyata malah jadi milik orang lain . Juga ketika kita merasa hati kita udah berkeping-keping tapi nggak ada yang bisa kita lakukan untuk membuatnya utuh kembali . Dan yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu . Menunggu sampai waktu bisa menyembuhkan, menunggu hingga ada seseorang yang bersedia memungut kembali kepingan hati kita lalu menyatukannya .