Pagi itu Nadia dibangunkan oleh suara batuk nenek yang tak kunjung berhenti.
Sudah lebih dari satu minggu beliau tidak pernah berhenti terbatuk-batuk.
Tidurnya pasti tidak nyenyak. Matahari belum menunjukkan rupanya, tapi Nadia
sudah harus segera bersiap untuk berangkat. Setelah menunaikan kewajiban
paginya, Nadia pun mengambil perlengkapan, mengenakan sandal jepit tua yang Nadia
temukan ketika bekerja kemarin. Nadia berpamitan pada nenek, mencium tangannya
yang sudah menua. Tangannya lemah dan dingin. “Nenek pasti kedinginan setelah
mengambil air wudhu tadi”,
batinnya.
Sejak kecil Nadia diasuh oleh nenek. Tujuh tahun yang lalu sewaktu ibunya hamil besar, ayahnya merantau ke Jakarta berharap nasib mereka membaik. Dua tahun kemudian setelah tidak pernah ada kabar dari Ayahnya, Ibunya menyusul Ayah ke Jakarta. Ibunya pun ikut hilang ditelan bumi. Tinggalah Nadia dan nenek. Sejak nenek sakit-sakitan tahun lalu, Nadia tidak tahan lagi. Semakin hari batuk nenek tidak kunjung sembuh. Rumah mereka yang dindingnya terbuat dari anyaman bambu, beralaskan tanah mungkin membuat batuk nenek semakin parah. Ditambah mereka harus tidur di atas dipan yang dingin, tanpa kasur dan berselimutkan selembar kain yang dipakai berdua. Demi uang untuk nenek berobat dan demi secarik kain untuk selimut nenek, Nadia pun menjalani pekerjaan ini setahun yang lalu. Setiap pagi Nadia berjalan tak tentu arah, mengais-ais tong sampah dan tumpukan sampah-sampah di kampung sekitar. Tak jarang Nadia diusir oleh warga, atau bahkan oleh pemulung yang lain.
Hari ini aku berjanji untuk menemani Nadia membeli kain di pasar setelah aku pulang mengajar. Nadia sudah menunggu di PAUD tempat aku mengajar tepat pukul 11. Aku pun segera mengajaknya menumpang angkot untuk ke Pasar Besar. Nadia tampak senang sekali. Seandainya aku punya uang yang lebih banyak, aku sangat ingin membantu Nadia. Sayangnya gaji sebagai guru PAUD tidak seberapa, bahkan kadang aku harus berhutang sana-sini.
Jam 2 siang aku dan Nadia kembali ke rumah membawa dua lembar kain yang tadi kami beli di pasar. Sampai di rumah betapa kagetnya kami mendapati rumah Nadia yang telah penuh sesak dengan orang. Nadia berlari menuju rumahnya, tak lama terdengar teriakan dan isak tangisnya. Sesuatu yang buruk telah terjadi.
Kain yang baru saja Nadia beli pun digunakan untuk menyelimuti neneknya yang telah terbujur kaku.
Sejak kecil Nadia diasuh oleh nenek. Tujuh tahun yang lalu sewaktu ibunya hamil besar, ayahnya merantau ke Jakarta berharap nasib mereka membaik. Dua tahun kemudian setelah tidak pernah ada kabar dari Ayahnya, Ibunya menyusul Ayah ke Jakarta. Ibunya pun ikut hilang ditelan bumi. Tinggalah Nadia dan nenek. Sejak nenek sakit-sakitan tahun lalu, Nadia tidak tahan lagi. Semakin hari batuk nenek tidak kunjung sembuh. Rumah mereka yang dindingnya terbuat dari anyaman bambu, beralaskan tanah mungkin membuat batuk nenek semakin parah. Ditambah mereka harus tidur di atas dipan yang dingin, tanpa kasur dan berselimutkan selembar kain yang dipakai berdua. Demi uang untuk nenek berobat dan demi secarik kain untuk selimut nenek, Nadia pun menjalani pekerjaan ini setahun yang lalu. Setiap pagi Nadia berjalan tak tentu arah, mengais-ais tong sampah dan tumpukan sampah-sampah di kampung sekitar. Tak jarang Nadia diusir oleh warga, atau bahkan oleh pemulung yang lain.
Hari ini aku berjanji untuk menemani Nadia membeli kain di pasar setelah aku pulang mengajar. Nadia sudah menunggu di PAUD tempat aku mengajar tepat pukul 11. Aku pun segera mengajaknya menumpang angkot untuk ke Pasar Besar. Nadia tampak senang sekali. Seandainya aku punya uang yang lebih banyak, aku sangat ingin membantu Nadia. Sayangnya gaji sebagai guru PAUD tidak seberapa, bahkan kadang aku harus berhutang sana-sini.
Jam 2 siang aku dan Nadia kembali ke rumah membawa dua lembar kain yang tadi kami beli di pasar. Sampai di rumah betapa kagetnya kami mendapati rumah Nadia yang telah penuh sesak dengan orang. Nadia berlari menuju rumahnya, tak lama terdengar teriakan dan isak tangisnya. Sesuatu yang buruk telah terjadi.
Kain yang baru saja Nadia beli pun digunakan untuk menyelimuti neneknya yang telah terbujur kaku.
Comments
Post a Comment
Silahkan komen :)