Skip to main content

Psycho Camp #2

Psycho Camp 2010 kemarin menyisakan banyak sekali memory indah, pelajaran berharga, pengalaman tak terlupakan, dan cerita-cerita yang mungkin bisa diceritakan ke anak cucu cicit :)

Hari pertama yang diwarnai sedikit kegundahan dari panitia karena malam itu hujan menyambut kedatangan kami. Tenda-tenda yang bocor karena hujan yang cukup lebat membuat panitia malam itu harus bekerja lebih keras. Malam itu pun menjadi malam yang panjang, Jumat pagi 04.00 sunyi dan semua terlelap.

Hari kedua, becek. Gerimis yang cukup deras menyapa kami pagi itu. Sarapan pagi pun dialihkan ke pendopo. Acara pun beranjak ke sesi fastor, persiapan talent show dan acara bebas hingga tengah hari. Selepas tengah hari, Psycho Adaptive pun dimulai. Gymlastic, Paku Botol, Tarik Tambang, Estafet Kelereng, Ascending Descending. Lima materi yang seru dan asyik. Dilanjutkan dengan makan siang yang lagi-lagi dilakukan di pendopo lalu sesi bersih diri dan ibadah. Malamnya, setelah makan malam Psycho De Javu pun dimulai hingga tengah malam.

Hari ketiga. Pagi yang cukup cerah tapi masih cukup dingin. Pagi itu pun diawali dengan senam pagi dan sarapan, badan pun mulai menghangat. Lelang token dari hasil Psycho Adaptive pun dimulai sambil disinari hangatnya matahari pagi itu. Tak lama kemudian Psycho Explorer pun dimulai. Mendaki gunung lewati lembah, jalanan yang menanjak menurun terjal dan masih cukup licin pun kami lewati. Materi seperti Kempit Balon, Barisan Buta, Tusuk Balon, Pipa Goyang dan Pipa Alphabet pun turut mewarnai acara tracking dan muka kami semua, hmm ralat, muka sebagian besar para peserta dan fastor. Pasalnya dua kelompok yang kalah di masing-masing materi akan mendapat coretan di muka termasuk fastornya. Dan thank's to Learning: Tyo, Weny, Chyntia, Rachma, Dian, Rifqy, Nadia, dan Zora yang udah bikin fastornya ini nggak kena coret sama sekalil. Good job, guys! Kalian kompak banget meskipun Neurosis, Morality dan Intelligence udah berusaha banget mau menjatuhkan kelompok kita! :D

Seusai tracking melelahkan tapi seru nan panjang itu, kami semua diberi waktu untuk sesi bersih diri dan ibadah. Lalu dilanjutkan makan malam dan refleksi besar --yang saya nggak ngerti nagapain aja soalnya fastor nggak boleh ikut-- dan api unggun yang diisi dengan Psycho Got Talent. Sayangnya kabut yang cukup tebal turun dan membuat acara malam terakhir Psycho Camp harus diakhiri. Goodnight and sleep tight deh buat anak-anak PATEN :)

Hari terakhir, pagi-pagi pun dimanfaatkan semua panitia dan MABA untuk packing karena siang harinya kami semua harus kembali ke Surabaya. Setelah itu sarapan dan acara berpindah ke area Paint Ball untuk pengukuhan MABA menjadi KABA. Matahari yang mulai bersinar dengan terik dan temperatur serta suasana yang cukup tegang membuat emosi semakin naik. Acara pengukuhan pun seperti menjadi ajang Catharsys bagi panitia. Akhirnya panitia pun menantang para MABA untuk perang air memperebutkan simbol angkatan mereka. Semangat menggebu serta kekompakkan yang mengesankan dari para MABA dan panitia sangat jelas terlihat. Akhirnya PATEN berhasil merebut simbol angkatan mereka. Acara pun dilanjutkan ke sesi yang seharusnya menjadi ajang catharsys bagi MABA, namun malah berganti menjadi ajang terima kasih dan minta maaf (dan gue pun sempat terharu, hiks). Setelah itu akhirnya mereka pun dikukuhkan menjadi KABA Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Rangkaian acara pun berakhir. Semua pulang dengan hati senang dan riang! :)

Selamat datang Keluarga Baru kami, semoga kalian bisa solid. Nggak cuma solid di angkatan kalian, tapi solid ke angkatan atas maupun bawah! :)

Terimakasih untuk:
Ketua PC, Konseptor dan segenap panitia atas kerjasamanya selama ini! Seluruh angkatan 2010 yang telah bekerja sama dengan baik terutama buat kelompoj Learning, baik Learning SD maupun Learning PC :)

Selamat tinggal SDPC 2010, sampai jumpa di SDPC 2011. PSINOBI ayo kerja keras! :D

Comments

Popular posts from this blog

Nggerus

Nggerus adalah perasaan ketika sesuatu yang kita pengen ternyata malah jadi milik orang lain . Juga ketika kita merasa hati kita udah berkeping-keping tapi nggak ada yang bisa kita lakukan untuk membuatnya utuh kembali . Dan yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu . Menunggu sampai waktu bisa menyembuhkan, menunggu hingga ada seseorang yang bersedia memungut kembali kepingan hati kita lalu menyatukannya .

Sweet Escape (details)

Hello! It's May already, huh? Yak, time flies faster than I think.. Seperti yang sudah dijanjikan, aku mau cerita soal perjalanan ke Bromo dan Madakaripura kemarin. Yak, terhitung dari Kamis sampai hari Minggu besok, kampus libur. Super-long-weekend! Dan aku nggak dapat tiket buat pulang ke Jogja. Selain nggak dapat tiket juga Sabtunya aku terpaksa ada kerjaan di Tuban. Itulah yang melatarbelakangi keberangkatanku ke Bromo secara pribadi. Oh iya, ini perjalanan pertamaku bareng anak-anak Palapsi , pecinta alamya Fakultas. Rabu, 16 Mei 2012. Setelah seharian sumpek menyelesaikan laporan sampai nggak sengaja skip kuliah dan baru pulang ke kosan pas Maghrib. Aku menyempatkan diri sekitar 1 jam buat tidur. Nge- charge badan buat perjalanan ke Bromo. Jam 21.00 aku dijemput menuju kampus sambil menunggu anak-anak yang belum datang. Dan wow! Amazing !  Jumlah total anak yang berangkat ada 24, dengan 12 motor. Sekitar jam 11 malam kami pun berangkat. Perjalanan berangkat ya

Taare Zameen Par

Yak seperti janji aku dalam post sebelum ini, aku sekarang mau cerita soal salah satu film India yang baru aja kemarin aku tonton. Berawal dari beberapa bulan yang lalu ada temanku yang ngomongin di linimasa Twitter soal film India bagus banget tentang anak disleksia, aku jadi penasaran sama film ini. Fyi, aku emang tertarik banget sama disleksia. Dan akhirnya beberapa waktu yang lalu aku dapat film ini dari salah satu teman kampusku yang namanya Istina. Kemarin aku nonton film ini sama adek. Nganggur banget dan bingung mau ngapain akhirnya aku ngajakin adek nonton film ini. Mau ngajakin nonton film lain tapi takutnya ada adegan aneh-aneh hahaha :)) Film ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Ishaan, seorang anak kecil berumur 8-9 tahun yang mengalami kesulitan belajar. Orangtuanya yang berharap Ishaan dapat secemerlang kakaknya mulai jengah dengan kelakuan Ishaan yang dinilai bandel, malas dan tidak disiplin namun sangat suka melukis. Ishaan pun dikirim ke sekolah asrama