Skip to main content

First Love (A Little Thing Called Love)

Hello guys! Apa kareba'na para blogger? Baji-baji? Malem ini di tengah kegalauan para ulama di Indonesia yang lagi pada sidang Itsbat aku mau cerita aja deh. Masalahnya alamatnya lebarannya masih lusa. Jadi nggak mungkin dongs malem ini takbiran (soalnya tempatku biasanya lebarannya ngikut pemerintah). So, mari kita bahas soal film yang beberapa hari lalu aku tonton sama adek. First Love.


Entah gimana ceritinya kok bisa film ini ada di hardisk-ku. Seniorku di Psikologi, Mas Theo, sama temenku si nenek alias cumelo (yang punya blog cumi-cumi mellow) ngeracunin aku suruh nonton film ini dari jaman kapaaaaan itu. Kata mereka film ini oke punya dan aku bangeeet! And finally, aku nonton film ini. Dan aku jadi mikir kalo aku ngelakuin kaya apa yang Nam lakuin, ending ceritaku bisa se-happy-ending kisah Nam-Shone nggak ya? Meskipun baru happy 9 tahun kemudian sih hahahaha

Film ini asalnya dari Thailand, yang main ganteng banget cowoknya, si akang Mario Maurer. Film ini belum lama juga ternyata, film tahun 2010 alias tahun lalu. Ceritanya simpel banget dan so drama abis, tapi lucu dan dikemas menarik. Ada cewek, Nam, yang diam-diam suka sama seniornya, Shone. Nam ini awalnya diceritain sebagai cewek yang biasa banget, dan Shone ini kaya idola remaja gitu hihihi Si Nam sampe usaha macem-macem pake semacam buku 7 apa 9 cara menggaet cowok idola gitu demi si Shone. Ah, aku nggak mau cerita banyak-banyaaak. Yang jelas ya ini film recommended buat ditonton buat kalian yang lagi memendam perasaan ke lawan jenis. Kali aja bisa menginspirasi, kalian ngungkapin dan ternyata orang yang kalian suka juga suka sama kalian :')

***

Yak, sidang Itsbat kelar! Tuh kan, lebaran pemerintah hari Rabu. Keluarga saya juga lebaran Rabu. Buat yang lebaran Selasa, selamat berlebaran duluan ya :)

Comments

Popular posts from this blog

Nggerus

Nggerus adalah perasaan ketika sesuatu yang kita pengen ternyata malah jadi milik orang lain . Juga ketika kita merasa hati kita udah berkeping-keping tapi nggak ada yang bisa kita lakukan untuk membuatnya utuh kembali . Dan yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu . Menunggu sampai waktu bisa menyembuhkan, menunggu hingga ada seseorang yang bersedia memungut kembali kepingan hati kita lalu menyatukannya .

Sweet Escape (details)

Hello! It's May already, huh? Yak, time flies faster than I think.. Seperti yang sudah dijanjikan, aku mau cerita soal perjalanan ke Bromo dan Madakaripura kemarin. Yak, terhitung dari Kamis sampai hari Minggu besok, kampus libur. Super-long-weekend! Dan aku nggak dapat tiket buat pulang ke Jogja. Selain nggak dapat tiket juga Sabtunya aku terpaksa ada kerjaan di Tuban. Itulah yang melatarbelakangi keberangkatanku ke Bromo secara pribadi. Oh iya, ini perjalanan pertamaku bareng anak-anak Palapsi , pecinta alamya Fakultas. Rabu, 16 Mei 2012. Setelah seharian sumpek menyelesaikan laporan sampai nggak sengaja skip kuliah dan baru pulang ke kosan pas Maghrib. Aku menyempatkan diri sekitar 1 jam buat tidur. Nge- charge badan buat perjalanan ke Bromo. Jam 21.00 aku dijemput menuju kampus sambil menunggu anak-anak yang belum datang. Dan wow! Amazing !  Jumlah total anak yang berangkat ada 24, dengan 12 motor. Sekitar jam 11 malam kami pun berangkat. Perjalanan berangkat ya

Taare Zameen Par

Yak seperti janji aku dalam post sebelum ini, aku sekarang mau cerita soal salah satu film India yang baru aja kemarin aku tonton. Berawal dari beberapa bulan yang lalu ada temanku yang ngomongin di linimasa Twitter soal film India bagus banget tentang anak disleksia, aku jadi penasaran sama film ini. Fyi, aku emang tertarik banget sama disleksia. Dan akhirnya beberapa waktu yang lalu aku dapat film ini dari salah satu teman kampusku yang namanya Istina. Kemarin aku nonton film ini sama adek. Nganggur banget dan bingung mau ngapain akhirnya aku ngajakin adek nonton film ini. Mau ngajakin nonton film lain tapi takutnya ada adegan aneh-aneh hahaha :)) Film ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Ishaan, seorang anak kecil berumur 8-9 tahun yang mengalami kesulitan belajar. Orangtuanya yang berharap Ishaan dapat secemerlang kakaknya mulai jengah dengan kelakuan Ishaan yang dinilai bandel, malas dan tidak disiplin namun sangat suka melukis. Ishaan pun dikirim ke sekolah asrama