Skip to main content

#1 Kepada Hujan

Surabaya, 14 Januari 2012


Halo, Hujan..

Akhir-akhir ini aku tahu kamu sering menyapaku, menemani disetiap kegundahanku. Lewat suaramu yang merdu, lewat wangimu yang harum, lewat warna langitmu yang kelabu—warna favoritku!

Aku tahu kadang rindumu pada bumi tak terbendung. Aku tahu kamu juga salah satu teman terbaikku. Aku tahu bahwa Desember dan Januari adalah waktu-waktu dimana kamu akan selalu ada untukku, banyak meluangkan waktu untukku.

Tapi terkadang, kamu datang di saat tak tepat. Dan terkadang kamu datang dengan terlalu bersemangat. Terkadang kamu menghanyutkan, terkadang kamu menyakiti, dan terkadang.. ugh, kamu menggagalkan rencanaku.

Meskipun begitu aku tetap menyayangimu, memujamu dan mensyukuri perhatian lewat tetes-tetes yang kamu turunkan. Tapi bisakah kita lebih kooperatif lagi? Bolehkah aku minta satu hal? Jadilah hujan yang manis, dengan begitu kita akan tetap dan selalu bersahabat.. ;)


Peluk cium,
Sahabat yang selalu mengagumimu.

Comments

Popular posts from this blog

Nggerus

Nggerus adalah perasaan ketika sesuatu yang kita pengen ternyata malah jadi milik orang lain . Juga ketika kita merasa hati kita udah berkeping-keping tapi nggak ada yang bisa kita lakukan untuk membuatnya utuh kembali . Dan yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu . Menunggu sampai waktu bisa menyembuhkan, menunggu hingga ada seseorang yang bersedia memungut kembali kepingan hati kita lalu menyatukannya .

Sweet Escape (details)

Hello! It's May already, huh? Yak, time flies faster than I think.. Seperti yang sudah dijanjikan, aku mau cerita soal perjalanan ke Bromo dan Madakaripura kemarin. Yak, terhitung dari Kamis sampai hari Minggu besok, kampus libur. Super-long-weekend! Dan aku nggak dapat tiket buat pulang ke Jogja. Selain nggak dapat tiket juga Sabtunya aku terpaksa ada kerjaan di Tuban. Itulah yang melatarbelakangi keberangkatanku ke Bromo secara pribadi. Oh iya, ini perjalanan pertamaku bareng anak-anak Palapsi , pecinta alamya Fakultas. Rabu, 16 Mei 2012. Setelah seharian sumpek menyelesaikan laporan sampai nggak sengaja skip kuliah dan baru pulang ke kosan pas Maghrib. Aku menyempatkan diri sekitar 1 jam buat tidur. Nge- charge badan buat perjalanan ke Bromo. Jam 21.00 aku dijemput menuju kampus sambil menunggu anak-anak yang belum datang. Dan wow! Amazing !  Jumlah total anak yang berangkat ada 24, dengan 12 motor. Sekitar jam 11 malam kami pun berangkat. Perjalanan berangkat ya

Taare Zameen Par

Yak seperti janji aku dalam post sebelum ini, aku sekarang mau cerita soal salah satu film India yang baru aja kemarin aku tonton. Berawal dari beberapa bulan yang lalu ada temanku yang ngomongin di linimasa Twitter soal film India bagus banget tentang anak disleksia, aku jadi penasaran sama film ini. Fyi, aku emang tertarik banget sama disleksia. Dan akhirnya beberapa waktu yang lalu aku dapat film ini dari salah satu teman kampusku yang namanya Istina. Kemarin aku nonton film ini sama adek. Nganggur banget dan bingung mau ngapain akhirnya aku ngajakin adek nonton film ini. Mau ngajakin nonton film lain tapi takutnya ada adegan aneh-aneh hahaha :)) Film ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Ishaan, seorang anak kecil berumur 8-9 tahun yang mengalami kesulitan belajar. Orangtuanya yang berharap Ishaan dapat secemerlang kakaknya mulai jengah dengan kelakuan Ishaan yang dinilai bandel, malas dan tidak disiplin namun sangat suka melukis. Ishaan pun dikirim ke sekolah asrama