"And I'm gonna miss you like a child misses their blanket." (Big Girls Don't Cry - Fergie)
"Aku lebih suka panas kaya gini, daripada dingin."
"Kalau panas terus nanti kamu makin gosong loh."
"Biarin, gosong tapi kulitnya sehat kan nggak apa-apa. Bule aja pada pengen cokelat kulitnya. Sampai ada tuh yang namanya tanning."
"Hahaha itu mah akal-akalan kamu aja. Bela diri kalau kamu item."
"Ya biarin loh, emang aku item kok."
"Hahahaha ngambek dia."
"Enggak. Cuma menerima kenyataan."
"Iya deh, ngalah."
Kamu mengacak rambutku sekilas. Lalu kita berdua sama-sama terdiam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Tapi aku lebih suka kalau dingin."
"Kenapa?"
"Soalnya kalau dingin aku bisa tidur pakai selimut. Kalau panas kan kepanasan, jadi malas pakai selimut."
"Iya juga sih. Aku suka kalau siang panas, tapi malamnya nggak panas-panas banget. Soalnya aku juga suka tidur pakai selimut. Aku bahkan nggak bisa tidur kalau nggak ada selimut."
"Nah kan, jadi kamu lebih suka panas apa dingin?"
"Aku suka panas kalau siang, dan nggak seberapa panas kalau malam, tapi nggak terlalu dingin juga. Biar aku bisa pakai selimut dan aku nggak harus kedinginan terus bersin-bersin sampai ngabisin stok tissue."
"Hahaha lucu kamu."
Katamu sambil mencubit gemas kedua pipiku.
***
Di hari ke-478 setelah perpisahan kita, aku tetap selalu mengenangmu. Seperti juga selimut, kenangan tentang kamu selalu aku bawa ketika tidur. Bahwa yang menghangatkan, tak hanya selimut, tapi juga kenangan.
Apa kabar kamu di sana? Apakah kamu dan perempuan barumu punya sesuatu yang bisa dikenang sebelum tidur?
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
Comments
Post a Comment
Silahkan komen :)