Skip to main content

#11 Korden Biru Bunga-bunga



Aku suka memandangimu dari kejauhan. Jadi setiap pagi, aku mengintipmu dari balik korden ruang tamuku. Kebiasaan ini telah berlangsung sejak lama, sejak bertahun-tahun yang lalu. Aku tidak pernah tahu tepatnya sejak kapan. Bertahun-tahun yang lalu, tepat pukul 06.15 kamu akan keluar dari rumahmu dengan seragam kemeja pendek  putih dan celana merah, dengan dasi merah dan topi yang juga merah serta dengan sepatu berwana hitam. Di situ kamu akan disuapi oleh perempuan cantik yang aku tahu dia adalah mamamu, selanjutnya kamu akan dijemput oleh mobil jemputanmu ke sekolah.

Kebiasaan itu berlangsung terus bahkan hingga kita sama-sama memakai seragam putih biru. Pada saat itu kita berada di sekolah yang sama.Kamu akan berangkat bersama kakakmu yang sudah berseragam putih abu-abu. tepat jam enam lebih sepuluh menit kamu akan keluar rumah bersama ibu dan kakakmu. Kamu memakai sepatumu, mencium tangan ibumu, kemudian masuk mobil bersama kakakmu. Selanjutnya menginjak bangku SMA, aku masih mengintipmu dari balik korden. Sesekali jika kamu berangkat lebih dulu, karena kadang aku yang berangkat lebih dahulu.

Dan sekarang, kebiasaan bertahun-tahun itu masih bertahan. Kali ini aku akan mengintipmu dari balik korden biru bunga-bunga di Sabtu malam, menunggumu datang untuk menjemputku.

Comments

Popular posts from this blog

Nggerus

Nggerus adalah perasaan ketika sesuatu yang kita pengen ternyata malah jadi milik orang lain . Juga ketika kita merasa hati kita udah berkeping-keping tapi nggak ada yang bisa kita lakukan untuk membuatnya utuh kembali . Dan yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu . Menunggu sampai waktu bisa menyembuhkan, menunggu hingga ada seseorang yang bersedia memungut kembali kepingan hati kita lalu menyatukannya .

Sweet Escape (details)

Hello! It's May already, huh? Yak, time flies faster than I think.. Seperti yang sudah dijanjikan, aku mau cerita soal perjalanan ke Bromo dan Madakaripura kemarin. Yak, terhitung dari Kamis sampai hari Minggu besok, kampus libur. Super-long-weekend! Dan aku nggak dapat tiket buat pulang ke Jogja. Selain nggak dapat tiket juga Sabtunya aku terpaksa ada kerjaan di Tuban. Itulah yang melatarbelakangi keberangkatanku ke Bromo secara pribadi. Oh iya, ini perjalanan pertamaku bareng anak-anak Palapsi , pecinta alamya Fakultas. Rabu, 16 Mei 2012. Setelah seharian sumpek menyelesaikan laporan sampai nggak sengaja skip kuliah dan baru pulang ke kosan pas Maghrib. Aku menyempatkan diri sekitar 1 jam buat tidur. Nge- charge badan buat perjalanan ke Bromo. Jam 21.00 aku dijemput menuju kampus sambil menunggu anak-anak yang belum datang. Dan wow! Amazing !  Jumlah total anak yang berangkat ada 24, dengan 12 motor. Sekitar jam 11 malam kami pun berangkat. Perjalanan berangkat ya

Taare Zameen Par

Yak seperti janji aku dalam post sebelum ini, aku sekarang mau cerita soal salah satu film India yang baru aja kemarin aku tonton. Berawal dari beberapa bulan yang lalu ada temanku yang ngomongin di linimasa Twitter soal film India bagus banget tentang anak disleksia, aku jadi penasaran sama film ini. Fyi, aku emang tertarik banget sama disleksia. Dan akhirnya beberapa waktu yang lalu aku dapat film ini dari salah satu teman kampusku yang namanya Istina. Kemarin aku nonton film ini sama adek. Nganggur banget dan bingung mau ngapain akhirnya aku ngajakin adek nonton film ini. Mau ngajakin nonton film lain tapi takutnya ada adegan aneh-aneh hahaha :)) Film ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Ishaan, seorang anak kecil berumur 8-9 tahun yang mengalami kesulitan belajar. Orangtuanya yang berharap Ishaan dapat secemerlang kakaknya mulai jengah dengan kelakuan Ishaan yang dinilai bandel, malas dan tidak disiplin namun sangat suka melukis. Ishaan pun dikirim ke sekolah asrama