Kamu itu seperti jamur di hidupku. Ah, kalimat pembuka saja aku sudah beranalogi. Menganalogikan kamu lagi.
Kamu, seperti jamur yang biasa tumbuh hanya dimusim penghujan. Jamur yang dulu biasa aku cari ketika masih kanak. Di bawah pohon melinjo, dihari-hari yang lembab. Lalu aku cabut, aku bawa ke ibu. Ibu akan memasakkanmu berbagai olahan jamur untukku.
Dan kamu.. Seperti jamur itu. Mengada dimusim tertentu, tiada di musim yang lain. Cerita tentang kamu akan tumbuh berkembang hanya dalam hitungan bulan yang singkat. Dan itu berlangsung menerus.
Kamu akan mengiba, mengulang kalimat yang sama. Permohonan maaf, cerita klasik mengenai alasanmu pergi, penyesalan, lalu kalimat-kalimat bujukan untuk menerimamu kembali. Dan kau akan mengulangi kesalahan yang sama. Jadi, siapa yang bodoh di sini?
Sama halnya dengan jamur. Masaku mencari jamur telah habis, begitu juga dengan masaku menerimamu. Tamat. Selamat tinggal!
***
Cerita ini bukan tentang jamur, tapi tentang kamu.
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
Kamu, seperti jamur yang biasa tumbuh hanya dimusim penghujan. Jamur yang dulu biasa aku cari ketika masih kanak. Di bawah pohon melinjo, dihari-hari yang lembab. Lalu aku cabut, aku bawa ke ibu. Ibu akan memasakkanmu berbagai olahan jamur untukku.
Dan kamu.. Seperti jamur itu. Mengada dimusim tertentu, tiada di musim yang lain. Cerita tentang kamu akan tumbuh berkembang hanya dalam hitungan bulan yang singkat. Dan itu berlangsung menerus.
Kamu akan mengiba, mengulang kalimat yang sama. Permohonan maaf, cerita klasik mengenai alasanmu pergi, penyesalan, lalu kalimat-kalimat bujukan untuk menerimamu kembali. Dan kau akan mengulangi kesalahan yang sama. Jadi, siapa yang bodoh di sini?
Sama halnya dengan jamur. Masaku mencari jamur telah habis, begitu juga dengan masaku menerimamu. Tamat. Selamat tinggal!
***
Cerita ini bukan tentang jamur, tapi tentang kamu.
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
Comments
Post a Comment
Silahkan komen :)