"Kamu mau minta apa untuk kado ulang tahunmu nanti, Nak?" tanya seorang ayah pada anak laki-lakinya yang akan menginjak umur delapan tahun minggu depan.
"Aku mau balon. Balon yang banyak. Balon yang bisa terbang," jawab si anak dengan pengucapan "r" yang belum jelas.
***
Seminggu kemudian..
Sebuah pesta kecil sederhana diadakan untuk memperingati ulang tahun si anak. Sebuah kue tart dengan delapan lilin warna-warni, seorang badut dan tamu teman sekelas si anak. Pesta sederhana yang meriah. Tapi si anak masih merasa kurang. Akan selalu kurang bahkan untuk tahun-tahun yang akan datang.
Seusai pesta, si ayah memberikan kado yang diminta si anak minggu lalu. Lima belas balon warna-warni. Melihat kelimabelas balon di teras rumahnya, si anak kemudian lari ke dalam rumah. Mengambil sebuah kertas, sebuah crayon dan sebuah amplop.
Si anak pun menulis, "Deka sayang Bunda." Kertas itu kemudian dilipat dan dimasukkan ke dalam amplop lalu digantungkan pada balon warna-warni itu. Ekspresi sang ayah datar, menahan perasaannya tumpah ruah di hadapan anak semata wayangnya. Tante yang biasa menjaga anak itu pun hampir menjatuhkan air matanya.
"Kata ayah, Bunda ada di atas sana kan? Balon ini nanti bisa sampai ke Bunda kan, Yah?" tanya anak itu polos.
"Iya. Tanpa kamu kirim pun, Bunda pasti tau kalau Deka sayang sama Bunda. Bunda ada di sini," jawab sang ayah sambil menunjuk ke dada si anak.
Tak lama, si anak melepaskan balon itu. Kemudian mengamatinya sampai balon-balon itu lepas dari pandangan..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
"Aku mau balon. Balon yang banyak. Balon yang bisa terbang," jawab si anak dengan pengucapan "r" yang belum jelas.
***
Seminggu kemudian..
Sebuah pesta kecil sederhana diadakan untuk memperingati ulang tahun si anak. Sebuah kue tart dengan delapan lilin warna-warni, seorang badut dan tamu teman sekelas si anak. Pesta sederhana yang meriah. Tapi si anak masih merasa kurang. Akan selalu kurang bahkan untuk tahun-tahun yang akan datang.
Seusai pesta, si ayah memberikan kado yang diminta si anak minggu lalu. Lima belas balon warna-warni. Melihat kelimabelas balon di teras rumahnya, si anak kemudian lari ke dalam rumah. Mengambil sebuah kertas, sebuah crayon dan sebuah amplop.
Si anak pun menulis, "Deka sayang Bunda." Kertas itu kemudian dilipat dan dimasukkan ke dalam amplop lalu digantungkan pada balon warna-warni itu. Ekspresi sang ayah datar, menahan perasaannya tumpah ruah di hadapan anak semata wayangnya. Tante yang biasa menjaga anak itu pun hampir menjatuhkan air matanya.
"Kata ayah, Bunda ada di atas sana kan? Balon ini nanti bisa sampai ke Bunda kan, Yah?" tanya anak itu polos.
"Iya. Tanpa kamu kirim pun, Bunda pasti tau kalau Deka sayang sama Bunda. Bunda ada di sini," jawab sang ayah sambil menunjuk ke dada si anak.
Tak lama, si anak melepaskan balon itu. Kemudian mengamatinya sampai balon-balon itu lepas dari pandangan..
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
Comments
Post a Comment
Silahkan komen :)