Skip to main content

Curhat

Tiap ditelpon Bapak sm Ibuk apa Zulva pasti pertanyaannya, "Sampai mana skripsinya? Kapan lulus?". Sampe katam males pulang kalo belum ada progress. Wong bimbingan wae lagi ping pindo. Fuuuh.. 
Tiap hari pasti dicariin "ibuk" di kantor apa mbak-mbak staff-nya. Ngerjain ini itu. Untung aja sih hal yang aku senengin. Bukan skripsi hihi  
Terus tiap hari juga bawaannya pengen ketemu pacar! 
Terus kuliah masih banyak. 
Terus yang itu yang ini yang menyebalkan ya banyak.

Kalo kaya gini baru kerasa hidup. Bahwa sesungguhnya apa yang kita lakukan itu sebab akibat sama lingkungan. Skripsi nggak selesai-selesai ya soalnya takut ketemu dosen pembimbing sama nggak pernah nyentuh. Dapat kerjaan banyak ya soalnya memang itu job desk aku. Tiap hari pengen ketemu pacar ya soalnya kangen sama pacar terus #eh. Dapat perlakuan buruk ya mungkin aku telah berperilaku buruk. Aku berperilaku buruk ya mungkin lingkungan yang membentukku. Kalo ada yang ikut campur urusanku ya mungkin sebelumnya aku mencampuri urusan mereka. Kalo aku dinyinyirin ya mungkin aku senyiyir itu. Kalo ada yang pengen tauuu terus urusanku yaaa, "Mbak, mbak, kowe ora nduwe urusan liyo po piye?". Kalo ada yang komentaaarrr terus soal aku yaaa, "Mbak, mbak, aku ora kenal kowe. Menengo syek. Kupingku kesel ngrungoke kowe."

Jadi yaaa, selow aja. Hidup cuma sekali kok! Ikuti dulu arusnya, nek uwis kesel yo leren sik, mengko diteruske meneh.


Comments

Popular posts from this blog

Nggerus

Nggerus adalah perasaan ketika sesuatu yang kita pengen ternyata malah jadi milik orang lain . Juga ketika kita merasa hati kita udah berkeping-keping tapi nggak ada yang bisa kita lakukan untuk membuatnya utuh kembali . Dan yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu . Menunggu sampai waktu bisa menyembuhkan, menunggu hingga ada seseorang yang bersedia memungut kembali kepingan hati kita lalu menyatukannya .

Sweet Escape (details)

Hello! It's May already, huh? Yak, time flies faster than I think.. Seperti yang sudah dijanjikan, aku mau cerita soal perjalanan ke Bromo dan Madakaripura kemarin. Yak, terhitung dari Kamis sampai hari Minggu besok, kampus libur. Super-long-weekend! Dan aku nggak dapat tiket buat pulang ke Jogja. Selain nggak dapat tiket juga Sabtunya aku terpaksa ada kerjaan di Tuban. Itulah yang melatarbelakangi keberangkatanku ke Bromo secara pribadi. Oh iya, ini perjalanan pertamaku bareng anak-anak Palapsi , pecinta alamya Fakultas. Rabu, 16 Mei 2012. Setelah seharian sumpek menyelesaikan laporan sampai nggak sengaja skip kuliah dan baru pulang ke kosan pas Maghrib. Aku menyempatkan diri sekitar 1 jam buat tidur. Nge- charge badan buat perjalanan ke Bromo. Jam 21.00 aku dijemput menuju kampus sambil menunggu anak-anak yang belum datang. Dan wow! Amazing !  Jumlah total anak yang berangkat ada 24, dengan 12 motor. Sekitar jam 11 malam kami pun berangkat. Perjalanan berangkat ya

Taare Zameen Par

Yak seperti janji aku dalam post sebelum ini, aku sekarang mau cerita soal salah satu film India yang baru aja kemarin aku tonton. Berawal dari beberapa bulan yang lalu ada temanku yang ngomongin di linimasa Twitter soal film India bagus banget tentang anak disleksia, aku jadi penasaran sama film ini. Fyi, aku emang tertarik banget sama disleksia. Dan akhirnya beberapa waktu yang lalu aku dapat film ini dari salah satu teman kampusku yang namanya Istina. Kemarin aku nonton film ini sama adek. Nganggur banget dan bingung mau ngapain akhirnya aku ngajakin adek nonton film ini. Mau ngajakin nonton film lain tapi takutnya ada adegan aneh-aneh hahaha :)) Film ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Ishaan, seorang anak kecil berumur 8-9 tahun yang mengalami kesulitan belajar. Orangtuanya yang berharap Ishaan dapat secemerlang kakaknya mulai jengah dengan kelakuan Ishaan yang dinilai bandel, malas dan tidak disiplin namun sangat suka melukis. Ishaan pun dikirim ke sekolah asrama