Skip to main content

Runaway: Kupang

photo by google.com

Halo! Seperti janji tadi, ada cerita dari perjalanan ke Kupang. Kupang adalah Ibu Kota Nusa Tenggara Timur, kota ini berada di Pulau Timor yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste. Perjalanan ke Kota Kupang dari Surabaya dapat ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam dari Surabaya dengan menggunakan pesawat.

Perjalanan kali ini adalah perjalanan dinas. Kenapa perjalanan dinas? Karena perjalanan ini adalah murni proyek dari tempat magang bersama dengan 4 orang yang lain. Kami berangkat dengan pesawat sekitar pukul 19.30 karena pesawat sempat delay. Di Bandara Juanda kami sempat terhalang karena koper kami overload. Baru kami tahu bahwa batas maksimum satu buah koper adalah 32 kg di sana. Berhubung 2 dari tiga koper kami beratnya lebih dari 32 kg maka kami harus membongkar koper di sana.

Pemandangan pantai di Kupang. Sebagian perahunya adalah perahu Sail Komodo. Photo by instagram @prdnk

Kami tiba di Bandara El Tari pada pukul 22.35. Karena penerbangan malam, pemandangan yang dapat dilihat sangat minim sekali. Setibanya di bandara pun kami langsung ke hotel lalu makan malam. Hari kedua kami disibukkan dengan proyek kami sehingga tidak ada acara jalan-jalan, hal yang berkesan adalah perjalanan dari hotel menuju ke tempat dilaksanakannya proyek, dari jalan utama kota Kupang, kami dapat melihat laut dari kejauhan. Di sana terdapat sebuah taman yang namanya unik, Taman Nostalgia. Hari ketiga atau hari terakhir di sana kami hanya sempat jalan-jalan sejenak karena pukul 09.00 kami sudah harus cek ini untuk penerbangan jam 11.00. Jalan-jalan singkat di pesisir pantai Kupang sudah membuat terperangah, karena keindahan pantai serta tenun ikatnya meski hanya sempat membeli 3 cinderamata kecil karena terbatasnya waktu.

Pemandangan Kota Kupang. Photo by instagram @prdnk

Dunia pendidikan di sana juga sedikit membuat kagum. Tidak menyangka bahwa di daerah timur Indonesia melayani program Kelas Akselerasi. Jauhnya letak Kota Kupang dengan Ibu Kota tidak membuat kemajuan pendidikan di sana terhambat. Di salah satu sekolah bahkan sangat menyiapkan siswanya bauk secara akademis maupun sopan santun meski di sisi lain, sekolah yang kualitasnya bagus dan diakui oleh masyarakat itu bangunannya jauh dari kata layak. Terdapat perbedaan signifikan antara siswa kelas 1 SMA dan 2 SMA di sana. Siswa kelas 1 mungkin masih sulit dikendalikan, tetapi siswa kelas 2 memiliki mental yang bisa dibilang matang sebagai siswa Akselerasi SMA.

Mungkin dana pendidikan di Indonesia juga harus lebih merata, di pulau-pulau timur atau pulau-pulau yang jauh dari ibu kota negara sangat perlu diperhatikan. Mungkin di sana ada potensi-potensi bagus bagi pembangunan Indonesia dan ada kader-kader pemimpin yang bisa membawa kemajuan bagi Indonesia. Kalau dipikir-pikir, bisa jadi siswa di sana lebih matang dibandingkan siswa di Pulau Jawa.

Sekian dulu salam dari Kupang.. :)

F.

Comments

Popular posts from this blog

Nggerus

Nggerus adalah perasaan ketika sesuatu yang kita pengen ternyata malah jadi milik orang lain . Juga ketika kita merasa hati kita udah berkeping-keping tapi nggak ada yang bisa kita lakukan untuk membuatnya utuh kembali . Dan yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu . Menunggu sampai waktu bisa menyembuhkan, menunggu hingga ada seseorang yang bersedia memungut kembali kepingan hati kita lalu menyatukannya .

Sweet Escape (details)

Hello! It's May already, huh? Yak, time flies faster than I think.. Seperti yang sudah dijanjikan, aku mau cerita soal perjalanan ke Bromo dan Madakaripura kemarin. Yak, terhitung dari Kamis sampai hari Minggu besok, kampus libur. Super-long-weekend! Dan aku nggak dapat tiket buat pulang ke Jogja. Selain nggak dapat tiket juga Sabtunya aku terpaksa ada kerjaan di Tuban. Itulah yang melatarbelakangi keberangkatanku ke Bromo secara pribadi. Oh iya, ini perjalanan pertamaku bareng anak-anak Palapsi , pecinta alamya Fakultas. Rabu, 16 Mei 2012. Setelah seharian sumpek menyelesaikan laporan sampai nggak sengaja skip kuliah dan baru pulang ke kosan pas Maghrib. Aku menyempatkan diri sekitar 1 jam buat tidur. Nge- charge badan buat perjalanan ke Bromo. Jam 21.00 aku dijemput menuju kampus sambil menunggu anak-anak yang belum datang. Dan wow! Amazing !  Jumlah total anak yang berangkat ada 24, dengan 12 motor. Sekitar jam 11 malam kami pun berangkat. Perjalanan berangkat ya

Taare Zameen Par

Yak seperti janji aku dalam post sebelum ini, aku sekarang mau cerita soal salah satu film India yang baru aja kemarin aku tonton. Berawal dari beberapa bulan yang lalu ada temanku yang ngomongin di linimasa Twitter soal film India bagus banget tentang anak disleksia, aku jadi penasaran sama film ini. Fyi, aku emang tertarik banget sama disleksia. Dan akhirnya beberapa waktu yang lalu aku dapat film ini dari salah satu teman kampusku yang namanya Istina. Kemarin aku nonton film ini sama adek. Nganggur banget dan bingung mau ngapain akhirnya aku ngajakin adek nonton film ini. Mau ngajakin nonton film lain tapi takutnya ada adegan aneh-aneh hahaha :)) Film ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Ishaan, seorang anak kecil berumur 8-9 tahun yang mengalami kesulitan belajar. Orangtuanya yang berharap Ishaan dapat secemerlang kakaknya mulai jengah dengan kelakuan Ishaan yang dinilai bandel, malas dan tidak disiplin namun sangat suka melukis. Ishaan pun dikirim ke sekolah asrama