Skip to main content

Posts

Sweet Escape (details)

Hello! It's May already, huh? Yak, time flies faster than I think.. Seperti yang sudah dijanjikan, aku mau cerita soal perjalanan ke Bromo dan Madakaripura kemarin. Yak, terhitung dari Kamis sampai hari Minggu besok, kampus libur. Super-long-weekend! Dan aku nggak dapat tiket buat pulang ke Jogja. Selain nggak dapat tiket juga Sabtunya aku terpaksa ada kerjaan di Tuban. Itulah yang melatarbelakangi keberangkatanku ke Bromo secara pribadi. Oh iya, ini perjalanan pertamaku bareng anak-anak Palapsi , pecinta alamya Fakultas. Rabu, 16 Mei 2012. Setelah seharian sumpek menyelesaikan laporan sampai nggak sengaja skip kuliah dan baru pulang ke kosan pas Maghrib. Aku menyempatkan diri sekitar 1 jam buat tidur. Nge- charge badan buat perjalanan ke Bromo. Jam 21.00 aku dijemput menuju kampus sambil menunggu anak-anak yang belum datang. Dan wow! Amazing !  Jumlah total anak yang berangkat ada 24, dengan 12 motor. Sekitar jam 11 malam kami pun berangkat. Perjalanan berangkat ya...

Superb 19th!

Sebelum berganti jadi hari ke-duapuluh di bulan Maret, bulan favorit, aku cuma mau bilang makasih buat semuanya. Buat Allah  atas waktunya aku masih bisa ngasih umur aku sampai last teen age, alias masuk umur 19. Buat Bapak, Ibuk sama Zulva yang rela melek sampai jam 12 malam nungguin ulang tahunku, yang ngasih doa super panjang sendiri-sendiri alias nggak rombongan. First time kalian ngasih ucapan passs tengah malem deh kayanya ini. Buat sepupu Eris yang udah menemani menyambut ulang tahunku dengan menggambas di McD, buat cheese burger di tengah malamnya dan segala hal absurd sebelum serta sesudahnya. Buat Ama , my best friend since JHS, thank you buat segala ke-absurd-anmu dan nggak pernah absen jadi orang yang awal-awal ngucapin happy birthday ke aku. Dan juga ke-absurd-anmu ngitungin lamanya aku punya pacar. And now, I'm officially lepas dari kutukan tujuh bulan kayanya. Buat Gharud , si Kakak, yang selalu memperlakukanku kaya adeknya sendiri, yang tahun i...

March

Maret itu selalu menghadirkan ketakutan yang sama. Euphoria yang serupa. Dan perasaan lega sekaligus excited yang menyatu seperti biasa. Kali ini boleh aku minta Maret yang berbeda? The simple one ? ;)

No Doubts :)

Senja di Teras

Sore ini suasana hatiku tak seberapa bagus, ada satu hal yang mengganjal. Tak usah aku sebutkan mungkin.. Senja selalu menutup hari dengan caranya. Hari ini aku mendapati bapak dan ibu duduk berdua di teras. Bercengkerama, memandangi orang yang lalu lalang di jalanan depan rumah. Sambil sesekali menyapa satu dua orang yang di kenal. Sudahkah aku memberikan sesuatu untuk kalian? Tiba-tiba aku bertanya pada diriku sendiri. Tak lama mereka beranjak, masuk ke dalam rumah. Aku mengambil Murakami yang tak juga aku selesaikan. Membawanya ke teras membacanya sesekali. Tapi aku terdistraksi. Kata-kata yang ada mendadak asing. Aku lebih memilih menengadah memandang langit sore. Langit sore perpaduan warna oranye putih dan biru lebih enak dipandang. Awan bergerombol bergerak menjauhi tempat matahari terbenam. Seperti anak-anak kecil yang beramai-ramai pulang ke rumah setelah bermain seharian karena hari segera gelap. Dan rasanya, aku rindu masa dimana yang aku tahu hanya bermain, tak memikirkan p...

secangkir teh dipagi hari

source : google Pagi ini hujan rintik mengguyur. Aku sedari tadi hanya memandangi hujan dari dalam rumah. Beruntung rumah ini dikepung dengan kaca-kaca lebar, bukan tembok beton. Sehingga aku bisa menikmati hujan dengan leluasa sambil sesekali meminum teh hangat. Dahulu mungkin aku akan lebih memilih kopi untuk menemaniku dipagi yang basah seperti ini. Tapi itu dahulu. Seperti katamu, aku telah berubah. Dan menjadikan teh sebagai substitusi untuk secangkir kopi merupakan salah satu perubahanku. Setelah aku pikir rasanya memang kita semua berubah kan? Aku berubah, kamu berubah, orang-orang di sekitar kita berubah, lingkungan kita berubah; sadar atau nggak sadar sih. Kalau kamu bilang cuma aku yang berubah, kayaknya kamu perlu lebih peka; ke sekitarmu atau bahkan ke diri kamu sendiri deh.. :)

#11 Jogja Nol Kilometer

Yogyakarta, 24 Januari 2012 Dari G kepada D. Masih ingatkah kamu salah satu tempat di kota kita itu? Tiga atau empat tahun lalu di sebuah Sabtu malam, kita bergandengan tangan menyusuri sepanjang jalan Malioboro. Masih bicara tentang kita. Lalu berhenti di titik nol kilometer. Duduk di salah satu bangku di sana, lalu masih saling bicara tentang kita. Aku juga masih ingat kamu menggendongku menyeberangi perempatan jalan yang ramai itu. Dan sekarang siang tadi, aku melewati ruas Jalan Malioboro itu sendirian. Seperti membuka kotak kenangan lama. Ternyata kebersamaanku denganmu di kota ini selama hampir 3 tahun itu telah berakhir. Kini aku dan kamu sama-sama telah meninggalkan kota ini menempuh jalan masing-masing. Apa kabar kamu? Masih sebaik kota ini kah? F. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!