Skip to main content

Waktu

Sambil diiringi lantunan lagu Aku Ada milik Dewi Lestari dan Arina "Mocca" aku menuliskan ini.


Beberapa menit sebelum ini aku mendapati sebuah post berjudul 25 cent di draft blog ini. Aku kemudian membukanya sejenak mengingat apa isinya. Dan ketika aku berhasil membukanya aku tersentak. Kaget. Aku kemudian mencari benda itu, sebuah benda kecil berwarna silver mencolok buatan tahun '94. Dan alhamdulillah masih ada :)

Rasanya aku masuk ke lorong waktu. Waktu dimana semua masih baik-baik saja. Waktu yang telah terlewat lebih dari 7 bulan lamanya. Waktu yang sudah tergerogoti tangisku, tawamu, kemesraan kamu dan pacarmu. Kali ini aku tidak memiilih kata pacar barumu. Karena rasanya sudah terlalu lama sejak kalian bersama untuk aku masih melabelinya dengan kata baru.

Waktu yang mungkin bahkan telah lebih lama daripada hubungan kita. Waktu yang seharusnya menghanyutkanku dengan berbagai peristiwa. Waktu yang seharusnya membuat luka mengering atau bahkan seharusnya sudah tak berbekas. Waktu yang seharusnya membuatku bertemu dengan orang-orang baru.

Ternyata aku pernah ada dalam tujuh bulan penyangkalan dan pernah lebih dari 14 bulan aku membuang waktuku dengan meng-ada-kan yang tidak ada. Sekarang dan nantinya aku tak ingin mengulangnya. Benar-benar tak ingin :)

Comments

Popular posts from this blog

Nggerus

Nggerus adalah perasaan ketika sesuatu yang kita pengen ternyata malah jadi milik orang lain . Juga ketika kita merasa hati kita udah berkeping-keping tapi nggak ada yang bisa kita lakukan untuk membuatnya utuh kembali . Dan yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu . Menunggu sampai waktu bisa menyembuhkan, menunggu hingga ada seseorang yang bersedia memungut kembali kepingan hati kita lalu menyatukannya .

Sweet Escape (details)

Hello! It's May already, huh? Yak, time flies faster than I think.. Seperti yang sudah dijanjikan, aku mau cerita soal perjalanan ke Bromo dan Madakaripura kemarin. Yak, terhitung dari Kamis sampai hari Minggu besok, kampus libur. Super-long-weekend! Dan aku nggak dapat tiket buat pulang ke Jogja. Selain nggak dapat tiket juga Sabtunya aku terpaksa ada kerjaan di Tuban. Itulah yang melatarbelakangi keberangkatanku ke Bromo secara pribadi. Oh iya, ini perjalanan pertamaku bareng anak-anak Palapsi , pecinta alamya Fakultas. Rabu, 16 Mei 2012. Setelah seharian sumpek menyelesaikan laporan sampai nggak sengaja skip kuliah dan baru pulang ke kosan pas Maghrib. Aku menyempatkan diri sekitar 1 jam buat tidur. Nge- charge badan buat perjalanan ke Bromo. Jam 21.00 aku dijemput menuju kampus sambil menunggu anak-anak yang belum datang. Dan wow! Amazing !  Jumlah total anak yang berangkat ada 24, dengan 12 motor. Sekitar jam 11 malam kami pun berangkat. Perjalanan berangkat ya

Taare Zameen Par

Yak seperti janji aku dalam post sebelum ini, aku sekarang mau cerita soal salah satu film India yang baru aja kemarin aku tonton. Berawal dari beberapa bulan yang lalu ada temanku yang ngomongin di linimasa Twitter soal film India bagus banget tentang anak disleksia, aku jadi penasaran sama film ini. Fyi, aku emang tertarik banget sama disleksia. Dan akhirnya beberapa waktu yang lalu aku dapat film ini dari salah satu teman kampusku yang namanya Istina. Kemarin aku nonton film ini sama adek. Nganggur banget dan bingung mau ngapain akhirnya aku ngajakin adek nonton film ini. Mau ngajakin nonton film lain tapi takutnya ada adegan aneh-aneh hahaha :)) Film ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Ishaan, seorang anak kecil berumur 8-9 tahun yang mengalami kesulitan belajar. Orangtuanya yang berharap Ishaan dapat secemerlang kakaknya mulai jengah dengan kelakuan Ishaan yang dinilai bandel, malas dan tidak disiplin namun sangat suka melukis. Ishaan pun dikirim ke sekolah asrama