Skip to main content

Ekspektasi

Its always better to miss someone secretly than to let them know and get no response. There’s always some truth behind ‘just kidding’, a little emotion hidden under every ‘I don’t care’, a little pain concealed in every ‘its okay’, and a little ‘I need you’ in every ‘leave me alone’. - Athar Ali Khan at www.lelakiku.tumblr.com
Kadang ada hal-hal yang lebih baik untuk disimpan rapat dari orang lain. Ada hal-hal yang memang terlalu muram untuk dibagi, ada hal-hal yang terlalu memalukan untuk diceritakan, dan ada hal-hal yang ketika disampaikan ternyata tidak mendapatkan respon sesuai harapan. Bahkan Shakespeare saja berujar, expectation is roots of all heartache.

Maka biarkanlah aku menyimpan rapat-rapat rinduku padamu agar aku tidak kecewa. Padamu ataupun pada keadaan. Kita pernah sepakat bahwa kita sama-sama tidak akan menaruh ekspektasi, bukan? Biarkan segalanya berjalan apa adanya agar kita tak kecewa. Mungkin kita berdua adalah orang yang terlalu takut pada ekspektasi, atau pada kekecewaan? Aku yang selalu mangkir dari pembicaraan tentang esok, tentang masa depan, dan kamu yang selalu menjauhkan diri dari ekspektasi. 

Kini aku bahkan tak lagi berani memberikan motivasi yang berisi harapan pada teman-teman yang datang meminta pendapat. Aku tak ingin memberikan harapan-harapan yang kosong. Aku tak ingin membuat mereka kecewa terhadap perasaan mereka sendiri. Aku kini menjadi orang yang logis, realistis, dan sedikit sarkastis.

Sekilas, kita, aku, tampak terlalu pesimis. Terlalu banyak kata negatif, tetapi mungkin itu yang membuat kita terus bertahan. Bahwa sesuatu yang terlalu membuncah hanya akan menyesakkan kita. Bahwa apa yang terlalu diumbar akan menjadi bumerang bagi kita. Bahwa apa yang terlalu berlebih akan membuat kita bosan.

Dan bila waktu kita telah habis, biarkan aku menyimpan rapat-rapat perasaanku. Tak usah kamu risau. Its okay.


F.

Comments

Popular posts from this blog

Nggerus

Nggerus adalah perasaan ketika sesuatu yang kita pengen ternyata malah jadi milik orang lain . Juga ketika kita merasa hati kita udah berkeping-keping tapi nggak ada yang bisa kita lakukan untuk membuatnya utuh kembali . Dan yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu . Menunggu sampai waktu bisa menyembuhkan, menunggu hingga ada seseorang yang bersedia memungut kembali kepingan hati kita lalu menyatukannya .

Sweet Escape (details)

Hello! It's May already, huh? Yak, time flies faster than I think.. Seperti yang sudah dijanjikan, aku mau cerita soal perjalanan ke Bromo dan Madakaripura kemarin. Yak, terhitung dari Kamis sampai hari Minggu besok, kampus libur. Super-long-weekend! Dan aku nggak dapat tiket buat pulang ke Jogja. Selain nggak dapat tiket juga Sabtunya aku terpaksa ada kerjaan di Tuban. Itulah yang melatarbelakangi keberangkatanku ke Bromo secara pribadi. Oh iya, ini perjalanan pertamaku bareng anak-anak Palapsi , pecinta alamya Fakultas. Rabu, 16 Mei 2012. Setelah seharian sumpek menyelesaikan laporan sampai nggak sengaja skip kuliah dan baru pulang ke kosan pas Maghrib. Aku menyempatkan diri sekitar 1 jam buat tidur. Nge- charge badan buat perjalanan ke Bromo. Jam 21.00 aku dijemput menuju kampus sambil menunggu anak-anak yang belum datang. Dan wow! Amazing !  Jumlah total anak yang berangkat ada 24, dengan 12 motor. Sekitar jam 11 malam kami pun berangkat. Perjalanan berangkat ya

Taare Zameen Par

Yak seperti janji aku dalam post sebelum ini, aku sekarang mau cerita soal salah satu film India yang baru aja kemarin aku tonton. Berawal dari beberapa bulan yang lalu ada temanku yang ngomongin di linimasa Twitter soal film India bagus banget tentang anak disleksia, aku jadi penasaran sama film ini. Fyi, aku emang tertarik banget sama disleksia. Dan akhirnya beberapa waktu yang lalu aku dapat film ini dari salah satu teman kampusku yang namanya Istina. Kemarin aku nonton film ini sama adek. Nganggur banget dan bingung mau ngapain akhirnya aku ngajakin adek nonton film ini. Mau ngajakin nonton film lain tapi takutnya ada adegan aneh-aneh hahaha :)) Film ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Ishaan, seorang anak kecil berumur 8-9 tahun yang mengalami kesulitan belajar. Orangtuanya yang berharap Ishaan dapat secemerlang kakaknya mulai jengah dengan kelakuan Ishaan yang dinilai bandel, malas dan tidak disiplin namun sangat suka melukis. Ishaan pun dikirim ke sekolah asrama