Kamu menghilang. Kamu sibuk dengan dirimu sendiri. Kamu mendadak lenyap tanpa kabar. Hubungan kita senyap. Mungkin karena jarak.
Jarak. Aku membenci jarak yang terbentang di antara kita. Jarak yang celah-celahnya diisi oleh insecurity, pertengkaran, rindu, dan juga perdebatan tak tahu kemana ujungnya. Jarak yang membuatku mencari-cari sosok yang lain. Jarak yang membuatku tak lagi merasa kamu milikku. Jarak yang menghalalkanku mencari-cari rasa aman pada yang lain. Jarak yang membuatku lupa bahwa ada kamu. Jarak yang kujadikan alibi sebagai penghalang di antara kita.
Nyatanya, aku yang masih enggan membuka diri tetapi enggan sendiri.
***
Mungkin memang sejak awal tidak seharusnya aku membelenggumu dalam sebuah hubungan ketika hatimu masih rapuh. Aku tahu kamu masih tidak dapat melupakan dirinya. Tetapi aku yang berkeras diri ingin merengkuhmu. Berharap suatu saat nanti kamu bisa melepaskan dirinya, melepaskan masa lalu.
Maafkanlah bila aku memaksamu masuk ke dalam hubungan yang tidak kamu kehendaki. Awalnya aku memang menjamin bahwa jarak ini tidak akan berarti banyak. Aku akan ada ketika kamu butuh. Tetapi bagaimana mungkin aku meninggalkan pekerjaan-pekerjaanku di sini? Aku juga punya perjanjian dengan masa depan, yang mungkin nantinya bisa saja untukmu pula. Aku hanya ingin memintamu bersabar, menungguku pulang kepadamu.
Tetapi mungkin rindumu pada masa lalu masih jauh lebih besar dibandingkan rindumu padaku. Kini semua kukembalikan padamu. Jika memang kamu masih ingin menyakiti dirimu dengan masa lalu, silahkan. Kapanpun kamu ingin berhenti, aku di sini.
***
F.
Entah ini posting ke berapa tentang jarak dan diberi judul jarak..
Comments
Post a Comment
Silahkan komen :)