Skip to main content

Mimpi


Kamu meninggalkanku bersama mimpi-mimpi yang kita bangun bersama. Mungkin kamu telah lupa, mungkin kamu telah punya mimpi-mimpi baru. Mungkin juga kamu telah mencapai mimpi-mimpi kita, tetapi bukan bersamaku. Aku tidak pernah menyalahkan kepergianmu. Toh, dengan kepergianmu aku menyadari satu hal, bahwa mimpi adalah hal yang begitu hebat. Bahkan mimpi-mimpi yang kita bangun bersama (dulu) itulah yang menghidupiku.

Mungkin salahku, atau mungkin tidak ada yang bisa disalahkan dari keadaan yang kita lalui dulu. Hanya saja waktu itu kita dihadapkan pada sebuah cabang jalan di mana aku dan kamu memilih jalan yang berbeda. Sulit pada awalnya menyusuri jalanan sendirian. Aku sempat terjatuh, terjerembab dan rasanya ingin selalu berbalik arah kepada kamu. Sampai pada satu titik aku sadar, bahwa aku harus memaksa diriku pada satu batas tertentu agar aku tidak lagi menengok ke belakang, meratapi nasib, atau mengharapkan kamu kembali.

Jika biasanya aku selalu berjudi dengan segala kemungkinan bersama kamu, ketika kita berpisah aku harus berjudi sendirian, menanggung kalah sendirian, dan menyoraki kemenangan pun sendirian. Bukanlah hal yang mudah, tapi disitulah aku menemukan diriku yang sesungguhnya. Diri yang mungkin selama bertahun-tahun tidak aku kenali karena tidak lagi ada ke-aku-an tetapi hanya ada kita.

Kini aku tengah memperjuangkan mimpi-mimpi itu. Lalu kamu, apa kabar?

Comments

Popular posts from this blog

Nggerus

Nggerus adalah perasaan ketika sesuatu yang kita pengen ternyata malah jadi milik orang lain . Juga ketika kita merasa hati kita udah berkeping-keping tapi nggak ada yang bisa kita lakukan untuk membuatnya utuh kembali . Dan yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu . Menunggu sampai waktu bisa menyembuhkan, menunggu hingga ada seseorang yang bersedia memungut kembali kepingan hati kita lalu menyatukannya .

Sweet Escape (details)

Hello! It's May already, huh? Yak, time flies faster than I think.. Seperti yang sudah dijanjikan, aku mau cerita soal perjalanan ke Bromo dan Madakaripura kemarin. Yak, terhitung dari Kamis sampai hari Minggu besok, kampus libur. Super-long-weekend! Dan aku nggak dapat tiket buat pulang ke Jogja. Selain nggak dapat tiket juga Sabtunya aku terpaksa ada kerjaan di Tuban. Itulah yang melatarbelakangi keberangkatanku ke Bromo secara pribadi. Oh iya, ini perjalanan pertamaku bareng anak-anak Palapsi , pecinta alamya Fakultas. Rabu, 16 Mei 2012. Setelah seharian sumpek menyelesaikan laporan sampai nggak sengaja skip kuliah dan baru pulang ke kosan pas Maghrib. Aku menyempatkan diri sekitar 1 jam buat tidur. Nge- charge badan buat perjalanan ke Bromo. Jam 21.00 aku dijemput menuju kampus sambil menunggu anak-anak yang belum datang. Dan wow! Amazing !  Jumlah total anak yang berangkat ada 24, dengan 12 motor. Sekitar jam 11 malam kami pun berangkat. Perjalanan berangkat ya

Taare Zameen Par

Yak seperti janji aku dalam post sebelum ini, aku sekarang mau cerita soal salah satu film India yang baru aja kemarin aku tonton. Berawal dari beberapa bulan yang lalu ada temanku yang ngomongin di linimasa Twitter soal film India bagus banget tentang anak disleksia, aku jadi penasaran sama film ini. Fyi, aku emang tertarik banget sama disleksia. Dan akhirnya beberapa waktu yang lalu aku dapat film ini dari salah satu teman kampusku yang namanya Istina. Kemarin aku nonton film ini sama adek. Nganggur banget dan bingung mau ngapain akhirnya aku ngajakin adek nonton film ini. Mau ngajakin nonton film lain tapi takutnya ada adegan aneh-aneh hahaha :)) Film ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Ishaan, seorang anak kecil berumur 8-9 tahun yang mengalami kesulitan belajar. Orangtuanya yang berharap Ishaan dapat secemerlang kakaknya mulai jengah dengan kelakuan Ishaan yang dinilai bandel, malas dan tidak disiplin namun sangat suka melukis. Ishaan pun dikirim ke sekolah asrama