Ini mungkin jadi semacam postingan galau. Tapi biarin ya..
Aku tidak pernah setuju dengan segala konsep kebohongan, apapun bentuknya. Termasuk dengan konsep white lie yang sering orang bilang. Buatku, bohong ya bohong. Nggak peduli apa yang kalian tutupi dengan kebohongan itu, tetap saja namanya bohong. Toh yang namanya bohong di akhirat nanti pasti bakalan dihitung sebagai bohong meskipun tujuannya buat menyelamatkan nyawa orang sekalipun. Yang ada nanti bakalan ditimbang keduanya. Yang satu sebagai amalan buruk dan yang satu amalan baik. Oke, ini terlalu jauh. Back to the topic.
Termasuk konsep kebohongan atau entah-apa-namanya-ini, bahwa seseorang menyembunyikan kenyataan dari aku dengan alibi karena nggak enak sama aku. Aku nggak bisa terima. Kenapa harus aku yang dijadikan alasan?
Rasanya aku pengen memperpanjang hal yang udah lewat dari lima bulan ini. Tadi aku cerita ke Rizqi and get no response. Aku jadi mikir ulang buat, aku childish sekali ya kalo mau memperpanjang hal remeh-temeh kaya gini. Sebenernya so what? Aku mau menuntut alasan kebohongan mereka? Nggak guna. Aku mau marah sama mereka? Telat banget.
Jadi mending kayaknya aku biarin aja deh hal kaya gini ini, karma does exist kok! Lagian banyak banget hal yang punya urgensi lebih daripada hal-hal semacam nggak penting gini. Semangat, Far! :)
Jadi mending kayaknya aku biarin aja deh hal kaya gini ini, karma does exist kok! Lagian banyak banget hal yang punya urgensi lebih daripada hal-hal semacam nggak penting gini. Semangat, Far! :)
But remember this: I always forgive but I never forget.
Wow. Yang ini lebih serem. Memaafkan tapi tak pernah melupakan kesalahan orang lain. :)
ReplyDeletehahaha ya gini ini saya ;)
ReplyDelete