Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2013

Kata

Menyusuri lorong yang gelap dan sunyi. Kemudian tiba-tiba semua membias menjadi kenangan beberapa tahun silam. Lima. Mungkin enam tahun yang lalu. Ada satu orang yang tak pernah aku kenal dengan pasti. Satu orang yang benar-benar menamparku sekaligus menguatkanku dengan kata-katanya. Suatu sore yang gelap dan basah, kita berjalan menyusuri lorong-lorong sekolah yang asing bagiku. Sekali dua kali sapaan ditujukan untukmu. Sekali dua kali pula itu tatapan iri dan bertanya-tanya tampak dari raut wajah mereka. Hujan mereda kemudian, tetapi badai malah memayungi kita. Entah kenapa, aku memicu apa. Kamu pun mengeluarkan kata-kata yang membuat kita tak pernah bicara lagi. Hingga sekarang. Kamu egois sama dirimu sendiri, buat apa kamu merasa kalah terus? Kamu akan jadi perempuan yang hebat, perempuan yang kuat. Tapi kamu nggak boleh kaya sekarang. Aku tak pernah ingat dengan pasti apa yang kamu katakan waktu itu. Tetapi kurang lebih dan tak jauh-jauh dari kalimat itu. Dulu aku selalu b...

Jarak

Mungkin sejak awal ada yang rancu dari hubungan kita. Setidaknya dari definisiku. Kamu tidak pernah memaksaku untuk menerimamu. Tetapi dengan kamu yang tak peduli dengan hatiku yang puing-puingnya masih tercecer di sana sini, membuatku kabur. Membuatku merasa bisa membagi secuil puing yang tersisa untukmu. Namun, nyatanya kamu pun tidak mentah-mentah menerimaku seperti itu. Kamu menghilang. Kamu sibuk dengan dirimu sendiri. Kamu mendadak lenyap tanpa kabar. Hubungan kita senyap. Mungkin karena jarak. Jarak. Aku membenci jarak yang terbentang di antara kita. Jarak yang celah-celahnya diisi oleh insecurity , pertengkaran, rindu, dan juga perdebatan tak tahu kemana ujungnya. Jarak yang membuatku mencari-cari sosok yang lain. Jarak yang membuatku tak lagi merasa kamu milikku. Jarak yang menghalalkanku mencari-cari rasa aman pada yang lain. Jarak yang membuatku lupa bahwa ada kamu. Jarak yang kujadikan alibi sebagai penghalang di antara kita. Nyatanya, aku yang masih enggan me...

Ekspektasi

Its always better to miss someone secretly than to let them know and get no response. There’s always some truth behind ‘just kidding’, a little emotion hidden under every ‘I don’t care’, a little pain concealed in every ‘its okay’, and a little ‘I need you’ in every ‘leave me alone’. - Athar Ali Khan at www.lelakiku.tumblr.com Kadang ada hal-hal yang lebih baik untuk disimpan rapat dari orang lain. Ada hal-hal yang memang terlalu muram untuk dibagi, ada hal-hal yang terlalu memalukan untuk diceritakan, dan ada hal-hal yang ketika disampaikan ternyata tidak mendapatkan respon sesuai harapan. Bahkan Shakespeare saja berujar, expectation is roots of all heartache . Maka biarkanlah aku menyimpan rapat-rapat rinduku padamu agar aku tidak kecewa. Padamu ataupun pada keadaan. Kita pernah sepakat bahwa kita sama-sama tidak akan menaruh ekspektasi, bukan? Biarkan segalanya berjalan apa adanya agar kita tak kecewa. Mungkin kita berdua adalah orang yang terlalu takut pada ekspektasi, ...

Asing

Ada yang berbeda ketika aku menatap ke matamu, kamu selalu menghindar. Tak ada lagi pesan singkat di pagi hari, tak ada lagi kabar jika memang tak perlu. Tak ada lagi kekhawatiran ketika aku tak menghubungimu. Tak ada lagi rentetan omelan ketika aku tidak makan tepat waktu. Kamu tak lagi memintaku menemanimu membeli kemeja kerjamu, atau sekedar untuk makan malam. Kamu tak lagi menawarkanku tumpangan untuk berangkat ke kantor. Kamu tak lagi menjadi pendengar setia cerita-ceritaku. Kamu tak lagi peduli ketika aku harus ke klinik sendirian karena flu yang tak kunjung reda. Pernah suatu kali aku bertanya padamu tentang kita. Kamu menjawab bahwa kita baik-baik saja. Tetapi tidak bagiku. Kita terlalu asing untuk disebut baik-baik saja. Tampaknya ada dia ketika kamu menyebut kita. F.   Reuni Menulis - Silahkan cek 1. @cumelo - http://www.cumelo.blogspot.com 2. @pupusupup - http://www.sepotongkeju.blogspot.com

Friends!

photo: google Kemarin aku dan tiga temanku sejak awal kuliah kembali berkumpul. Ada yang hilang setahun terakhir, kami sibuk dengan urusan masing-masing hingga akhirnya kami begitu jauh. Hubungan kami akhirnya menemukan intensitasnya kembali sejak bulan puasa kemarin. Setidaknya kami mulai terbuka satu sama lain lagi. Dan semalam adalah pertemuan kami berempat lengkap yang kedua sejak bulan puasa. Sejak dua setengah bulan yang lalu. Seiring berjalannya waktu, aku mulai sadar bahwa setiap orang punya rahasia, sekecil apapun itu, sekelam apapun itu, atau mungkin setidak penting apapun itu dan setiap orang punya hak untuk menyimpannya. Aku juga sadar bahwa ada hal-hal yang tidak perlu kita ketahui secara detail hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu kita. Aku mungkin adalah orang yang paling jauh dari mereka, tetapi aku mungkin juga yang selalu kangen. Mereka seperti rumah. Karena aku yang paling jauhlah, aku yang paling tertinggal, dan untungnya mereka cukup sabar menungguku ...

Gadis Kecil

Aku mengenal gadis itu, gadis mungil nan lincah. Langkahnya ringan, tampak tak ada beban. Tetapi mata selalu berbicara jauh lebih banyak dibandingkan mulut. Ada binar-binar yang tampak ketika ia menatapmu. Kamu mungkin tidak pernah menganggap binar-binar itu ada. Kamu mungkin bisa saja mengabaikannya. Tetapi tidak bagiku. Aku merasa ada koneksi ketika melihatmu bersama dia. Kamu punya duniamu sendiri. Aku pernah mengutarakan ini padamu, tetapi kamu menyangkalnya dengan ringan. Aku cemburu. Tetapi aku tidak pernah melihatmu tertawa sebahagia itu ketika bersamaku. Maka biarkanlah dia masuk lebih jauh ke hidupmu, dan usahlah kau risaukan perasaanku.. Ditulis entah berapa minggu yang lalu. Apa yang aku lihat, bukan apa yang aku alami.